Bersyukurlah Sebagai Seorang Santri
- Categories Dawuh Masyayikh
- Date 21 November 2024
Hidup di dunia tak ubahnya seperti “mampir ngombe tok” (berhenti sejenak). Sungguh celaka orang yang hidup di dunia hanya sibuk mencari dunia belaka. Apalagi terjerumus dalam gaya hidup hedonis dan melupakan kehidupan kelak di akhirat.
Ketahuilah bahwa dunia ini terlaknat, juga setiap sesuatu yang ada di dalamnya. Hanya ada tiga hal yang dikecualikan. Siapa mereka? Mereka adalah; pertama, orang yang berdzikir. Kedua, Orang yang alim. Ketiga dan yang terakhir adalah orang yang mencari ilmu. Secara tidak langsung, kalian (santri, red.) sudah termasuk bagian yang ketiga. Insya Allah kalian kelak nantinya akan ditempa untuk menjadi orang yang kedua. Bahkan bisa menjadi orang yang pertama.
Yang dimaksud dengan “orang yang mencari ilmu” dalam konteks ini adalah tholibul ilmi as-syar’iy wa ma yatawassalu bihi min aalaatihi, yaitu; orang yang menuntut ilmu syari’at dan setiap ilmu yang berhubungan dengan syariat sebagaimana yang diurai oleh Sayyid Alawy Ibni Abbas Al-Maliky Al-Hasany dalam kitabnya Fathul Qorib al-Mujib ‘ala Tahdzibit Targhibi wat Tarhibi. Maka beruntunglah kalian yang bisa mempelajari ilmu syari’at. Tak hanya ilmu syariat. Secara tidak langsung, ma yatawassolu bihi min aalaatihi, juga telah kalian pelajari. Sebab, ilmu nahwu, shorof serta ilmu-ilmu alat lain yang telah kalian pelajari di sini termasuk bagian dari pengertian tersebut. Ilmu nahwu, shorof serta ilmu-ilmu alat lain adalah media yang nantinya akan membantu kalian untuk memahami ilmu syariat.
Kita patut bersyukur atas segala hal yang telah dianugerahkan Allah SWT. Ketahuilah bahwa memahami ilmu agama merupakan nikmat yang sangat berharga . Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik, maka akan difahamkan ilmu agama.” Maka, sebab itulah Allah SWT berarti menghendaki kalian menjadi orang baik, insya Allah. Maka, sekali lagi bersyukurlah sebab hidayah Allah SWT telah diterima orang tua kalian sehingga mereka terketuk agar putra-putrinya belajar memahami dan mendalami ilmu agama. Oleh karena itu, sudah semestinya kalian menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin, hingga benar-benar memahami syariat agama secara benar.
Banyak yang silau dengan iming-iming dunia. Mayoritas, mereka menginginkan putra-putrinya menjadi orang sukses yang diukur dari segi material belaka. Mereka berharap, usai lulus sekolah putra-putrinya bisa mencari pekerjaan dengan mudah. Dan sudah itu saja. Padahal hidup yang berkah lebih utama dibanding itu. Sungguh terlalu kecil, orang yang menuntut ilmu hanya untuk kepentingan materi duniawi belaka.
Dalam Pesantren kalian mendapati pembelajaran pengetahuan agama lebih mendalam dibanding di sekolah biasa. Memang orientasi ke depan -di mana kebutuhan-kebutuhan duniawi diperlukan-, tidak secara pasti mendapat apa yang diidamkan. Namun jangan pernah ragu sedikitpun pada-Nya, sebab Allah SWT akan mencukupi hambanya yang me-ramut agamanya. Insya Allah, akan dicukupi.
Para santri…
Dalam Pesantren kalian ditempa sedemikian rupa untuk mempraktekkan ikroman wa ihtiroman lil ustadz. Hal ini adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seorang tholibul ilmi. Tanpa ikroman wa ihtiroman lil ustadz, tidak akan manfaat dan barokah ilmu yang didapat oleh seseorang, meski pintar sundul langit. Ulama-ulama besar di penjuru dunia sama sekali tidak pernah lengah dalam mempraktekkan ikroman wa ihtiroman lil ustadz, karena memang berkahnya ilmu bermula dari itu.
Jangan pernah merasa puas dengan apa yang telah didapatkan sekarang. Allah SWT berfirman kepada Nabi-Nya untuk selalu berdo’a supaya selalu ditambahkan ilmunya. Ini merupakan suatu pelajaran yang berharga bagi kita. Dan merupakan isyarat bahwa sampai kapanpun tidak ada kata berhenti dalam belajar.
Para santri…
Sekali lagi, bersyukurlah sebab Allah SWT telah menjadikan kita bagian dari orang-orang yang dikehendakinya menjadi orang baik, Insya Allah. Bersyukurlah sebagai seorang santri yang tidak pernah berhenti belajar. Semoga Allah menjauhkan kita dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’ serta doa yang tak terkabulkan. Amin...