Literasi dalam Perspektif Islam; Iqra’ dan Pentingnya Membaca
- Categories Kolom
- Date 27 December 2024
Sering kali kita mendengar istilah ‘literasi’, apa sebenarnya literasi?, secara global pada tahun 2024 dari 102 negara yang disurvei, tingkat literasi Indonesia berada di peringkat ke- 31 dibawah Singapura dan Thailand, dengan demikian di tingkat ASEAN Indonesia menempati posisi ke- 3 tingkat literasi. Meningkatkan literasi merupakan salah satu kunci penting agar kualitas sumber daya manusia berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia international. Minat baca maha santri merupakan aspek penting dalam perjalanan intelektual mereka. Sayangnya, dalam beberapa hal kita belum menemui pojok-pojok diskusi dan karya tulis maha santri yang berupa buletin, jurnal dan mading diskursus pemikiran. Literasi menurut KBBI memiliki dua arti, pertama literasi diartikan sebagai bentuk kemampuan menulis dan membaca, dan kedua, literasi diartikan sebagai pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu. Penjelasan dalam KBBI tersebut sangat relevan dengan surah pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah, yakni surah Al-‘Alaq ayat pertama yang berbunyi Iqra’ dan diterjemahkan dengan arti membaca. Membaca adalah jendela yang akan membuka wawasan setiap individu sehingga mampu berfikir dan menuangkan ide. Kata Iqra’ yang dalam bahasa indonesia diartikan membaca, menurut Prof. Dr. Nasaruddin Umar memiliki empat makna.
Iqra’ yang pertama dimaknai how to read, yakni sekedar membaca tanpa ada pemahaman, sebagai contoh orang yang membaca Al-Qur’an, ia hanya membaca dengan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid akan tetapi sang pembaca tidak paham makna yang sedang ia baca. Yang kedua Iqra’ bermakna how to learn, makna tersebut mengajarkan bahwa membaca merupakan salah satu aktivitas belajar, sehingga seorang pembelajar dan pembaca harus memahami metode atau strategi belajar yang digunakan, keberhasilan kita dalam belajar dan membaca ditentukan juga metode yang kita gunakan. Selain itu seorang pembelajar harus paham menghormati dan memuliakan guru-gurunya. Iqra’ yang ketiga dimaknai how to understand, tingkatan membaca yang ketiga ini tidak sekedar membaca, akan tetapi memahami apa yang dibaca. Membaca dan memahami merupakan aktivitas yang melibatkan indra mata, hati dan pikiran, hati yang bersih, fikiran yang jernih akan membawa sang pembaca mudah memahami teks dan ayat-ayat Allah yang tersebar dimuka bumi ini. Menurut Prof. Dr. Nasaruddin Umar, bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di alam raya ini adalah ayat-ayat Allah yang harus dibaca dan dipahami oleh manusia, hal ini berdasarkan al-Qur’an, Surah Fusshilat ayat 53.
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?
Setelah memahami apa yang sudah kita pelajari atau kita baca, maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan hasil belajar. Dengan begitu makna Iqra’ yang keempat adalah how to implement. Sebagai generasi penerus bangsa dan agama maha santri tidak boleh berhenti pada level pembaca tetapi harus terus meningkatkan dan mengembangkan diri pada level implementasi yang tujuan akhirnya dari sebuah belajar adalah menjadi seorang pencipta atau penemu dan bermanfaat untuk umat manusia.
Perintah membaca dalam Islam yang terdapat dalam surah Al-‘Alaq harus dibarengi dengan menyebut nama Allah, iqra bismirabbik (bacalah dengan nama Tuhanmu), ayat ini mengisyaratkan agar para pembaca meniatkan bacaan karena Allah dan memilih bacaan-bacaan yang mendekatkan diri pada Allah. Perintah membaca yang kedua terdapat pada surah yang sama akan tetapi ada di ayat ketiga. Pada ayat ketiga ini Allah menggunakan kalimat Iqra’ warabbuka al-akrom, menurut Prof. Dr. M. Qurasih Shihab ayat ini merupakan isyarat dorongan untuk meningkatkan minat membaca. Ayat ini juga mengandung pengertian bahwa Dia (Tuhan) dapat menganugerahkan puncak dari segala hal yang terpuji bagi segala hambanya yang suka membaca. Turunnya ayat pertama ini menunjukkan bahwa membaca merupakan kegiatan yang luar biasa berharga.
Sejarah peradaban manusia secara umum terbagi menjadi dua periode utama: sebelum ditemukan baca -tulis dan sesudah ditemukan baca tulis. Dengan ditemukannya baca tulis manusia membuktikan dapat membangun peradaban. Hal ini menunjukkan bahwa membaca merupakan jalan yang mengantar manusia mencapai derajat kemanusian yang sempurna. Derajat kesempurnaan membaca dalam teori pendidikan yang diperkenalkan oleh Bloom dan Anderson adalah ketika seseorang dapat menciptakan sesuatu. Bloom dan Anderson memperkenalkan teori Taksonomi Bloom sebagai struktur keterampilan berfikir yang berbentuk hirarki berjenjang dari mulai yang paling rendah sampai yang paling tinggi, yakni:
Mengingat, merupakan sebuah tindakan berfikir mengingat sebuah informasi yang terbentuk dalam kata kerja menyebutkan sebuah definisi, menirukan sebuah ucapan, menyatakan sebuah susunan, mengucapkan, menyatakan, dan mengulang.
Memahami, merupakan sebuah tindakan berpikir untuk menjelaskan atau memberikan sebuah Gambaran mengenai konsep, prinsip, hukum, dan prosedur yang terbentuk dalam kata kerja mengelompokkan, menggambarkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menempatkan, melaporkan, menerjemahkan, memparafrase.
Menerapkan, merupakan sebuah tindakan menggunakan pemahaman yang dimiliki ke dalam sebuah situasi lain yang baru, yang terbentuk dalam kata kerja memilih, menentukan, mendemonstrasikan, memerankan, menggunakan, mengilustrasikan, menginterpretasi, Menyusun, membuat skema, menulis, dan memecahkan masalah.
Menganalisis, merupakan sebuah Tindakan berpikir memilah-milah bagian-bagian atas dasar persamaan dan perbedaan sebuah objek atau peristiwa, yang terbentuk dalam kata kerja mengkaji, membandingkan, mengontraskan, membedakan, memisahkan, menguji, melakukan eksperimen, dan mempertanyakan.
Mengevaluasi, merupakan sebuah tindakan berpikir menyatakan tentang baik dan buruknya sebuah kejadian/fenomena/objek, yang terbentuk dalam kata kerja memberi argumentasi, mempertahankan, menyatukan, memberi dukungan, memberi penilaian, dan melakukan evaluasi.
Menciptakan, merupakan sebuah tindakan menciptakan sebuah benda/ide/gagasan, yang terbentuk dalam kata kerja merakit, mengubah, membangun, mencipta, merancang, mendirikan, merumuskan sesuatu, dan menulis.
Dari teori taksonomi Bloom diatas dapat dipahami bahwa gerakan literasi atau membaca adalah upaya memahami dan menciptakan sebuah ide, gagasan, menulis, membangun dan menciptakan sebuah produk yang dapat diakses atau dinikmati oleh orang lain dalam bentuk karya.